LUBANG
by Anak Sungai on Thursday, 14 October 2010 at 00:10
(buat araswari)
pada nanti, lubang itu tertutupi.
dan terbukakan lagi.
ada yang datang dan berganti
mengisi untuk pergi lagi.
"kita datang dari lubang dan akan pulang pada lubang.
seperti muasal debu kembali ke debu" katamu pada kita.
juga lubang di kanan pipimu itu.
yang terbuka, yang membuka
terkatup dan menutup lagi.
dan aku ingin masuk atau mengetuk
tapi
aku tak bisa masuk, tak juga mengetuk.
hanya duduk (bukan depan pintu, bukan pada batu)
bukan sekadar menunggu tungku
mungkin mengusir waktu.
masa lalu yang belum berlalu.
"aku hanya bisa menjaga yang ada,
selebihnya mensyukuri. sebab memiliki
hanyalah pilihan buat mati"
ucapmu sambil berlalu
lalu hidup terus berjalan.
terus berjalan.
tetap berjalan,
tapi masa lalu tak juga berlalu.
mungkin membeku.
seperti aku.
2010
pada nanti, lubang itu tertutupi.
dan terbukakan lagi.
ada yang datang dan berganti
mengisi untuk pergi lagi.
"kita datang dari lubang dan akan pulang pada lubang.
seperti muasal debu kembali ke debu" katamu pada kita.
juga lubang di kanan pipimu itu.
yang terbuka, yang membuka
terkatup dan menutup lagi.
dan aku ingin masuk atau mengetuk
tapi
aku tak bisa masuk, tak juga mengetuk.
hanya duduk (bukan depan pintu, bukan pada batu)
bukan sekadar menunggu tungku
mungkin mengusir waktu.
masa lalu yang belum berlalu.
"aku hanya bisa menjaga yang ada,
selebihnya mensyukuri. sebab memiliki
hanyalah pilihan buat mati"
ucapmu sambil berlalu
lalu hidup terus berjalan.
terus berjalan.
tetap berjalan,
tapi masa lalu tak juga berlalu.
mungkin membeku.
seperti aku.
2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar